Membaca
Kritis Untuk Menulis Ilmiah

Oleh :
JANUAR SADIKIN
(13164047)
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
STMIK MEDIA INFORMATIKA CENDEKIA CIKARANG
Harco Teknik Blok H 1-5 Pasir
Gombong Kawasan Industri Jababeka Cikarang
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Membaca kritis sangat relevan dengan kehidupan kita sebagai mahasiswa yang
dituntut untuk menambah wawasan dan mengambangkan ilmu sehingga akan sangat
bermanfaat karena kita akan dapat memanfaatkan hasil pembacaan kita yang cermat
dan matang. Berdasarkan hal itulah membaca kritis merupakan kegiatan belajar
yang penting dan wajib dikuasai oleh mahasiswa. Namun, dalam kegiatan membaca
kritis untuk menulis ilmiah perlu diperhatikan teknik – tekniknya, seperti
teknik mengenali identitas referensi dan memilih bahan tulisan, teknik menulis
kutipan, dan teknik menyusun daftar rujukan agar mendapatkan kesempurnaan dalam
penulisan ilmiah.
Penulisan karya tulis ilmiah memerlukan persyaratan baik formal maupun
materiil. Persyaratan formal menyangkut kebiasaan yang harus diikuti dalam
penulisan, sedangkan persyaratan materiil menyangkut isi tulisan. Sebuah tulisan
akan mudah dipahami dan menarik apabila isi dan cara penulisan yang memenuhi
persyaratan dan kebiasaan urnum.
Dalam penulisan ilmiah, kita sering mengambil kutipan dari beberapa sumber
informasi, baik itu melalui jurnal, artikel , buku, seminar, workshop, situs
online dan lain sebagainya. Sehingga seorang mahasiswa perlu mempelajari teknik
menggunakan referensi, teknik menulis kutipan dan daftar pustaka atau rujukan.
Sehingga mahasiswa dapat menulis karya ilmiah dengan baik dan benar sesuai
kaidah – kaidah yang berlaku.
Sebagai mahasiswa kedokteran hewan, sangat penting untuk mempelajari teknik
– teknik dalam penulisan karya ilmiah untuk kepentingan penulisan skripsi,
thesis, dan penelitian – penelitian lainnya yang bersifat medis veteriner.
1.2
Rumusan Masalah
§ Apa yang dimaksud dengan membaca kritis ?
§ Apa yang dimaksud dengan menulis ilmiah ?
§ Bagaimana teknik mengenali identitas referensi dan memilih bahan
tulisan?
§ Bagaimana teknik menulis kutipan ?
§ Bagaimana teknik menyusun daftar rujukan ?
1.3
Tujuan
§
Untuk
mengetahui teknik mengenali identitas referensi dan memilih bahan tulisan
§
Untuk
mengetahui teknik menulis kutipan
§
Untuk
mengetahui teknik menulis daftar rujukan
1.4
Manfaat
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan pembaca
tentang teknik – teknik penulisan referensi, kutipan dan daftar pustaka untuk
menulis karya ilmiah yang baik dan benar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Membaca Kritis
Membaca kritis merupakan kegiatan membaca untuk mendapatkan informasi yang
relevan dan diperlukan untuk tulisan yang akan dikembangkan (Rahardi, 2010).
Ragam Membaca
Kritis
Ada berbagai ragam membaca kritis bergantung pada jenis informasi seperti
apa yang kita inginkan, yaitu (Badudu, 1981):
1.
Membaca cepat atau sekilas untuk
membaca topik
Membaca cepat bertujuan untuk mengetahui
informsi secara umum yang dibicarakan dalam tulisan. Dalam hal ini, perlu
memfokuskan perhatian pada bagian-bagian tertentu. Kita bisa membaca tulisan
dengan cepat/secara sekilas dari awal sampai akhir. Dari kegiatan membaca cepat
ini, kita mendapat ide tentang topik tulisan yang kita baca.
2.
Membaca cepat untuk informasi
khusus
Membaca cepat juga bisa dilakukan jika kita menginginkan
informasi khusus dari sebuah tulisan. Perhatian kita hanya tertuju pada
bagian-bagian yang kita inginkan. Bagian-bagian yang mengandung informasi yang
tidak dinginkan tidak mendapat perhatian dari kita.
3.
Membaca Teliti untuk Informasi
Rinci
Ketika ingin mendapatkan informasi rinci tentang suatu hal
dalam, kegiatan membaca difokuskan pada bagian yang mengandung informasi yang
kita ketahui secara rinci. Saat kita sampai pada bagian tersebut, kita
membacanya dengan teliti sampai kita benar-benar memahami informasi yang kita
dapatkan. Bagian-bagian lain yang tidak
kita perlukan tidak perlu dibaca lebih lanjut.
Membaca Kritis
Tulisan atau Artikel Ilmiah
Membaca tulisan atau artikel ilmiah berbeda dengan membaca jenis tulisan
lain karena jenis informasinya berbeda. Tulisan ilmiah biasanya berisi informasi yang merupakan hasil penelitian.
Ini berbeda dengan jenis tulisan lain yang informasinya bisa berupa pendapat
dan kesan pribadi yang belum dibuktikan melalui penelitian dan prosedur ilmiah.
Berikut adalah beberapa hal yang mungkin perlu diperhatikan dalam membaca
tulisan atau artikel ilmiah (Rahardi, 2010).
1.
Menggali
tesis atau pernyataan masalah
Tulisan atau artikel ilmiah biasanya mempunyai
tesis atau pernyataan umum tentang masalah yang dibahas. Sebuah tesis biasanya diungkapkan dengan sebuah kalimat dan menilai apakah penulisannya berhasil atau
tidak dalam membahas atau memecahkan masalah yang diajukan.
2.
Meringkas
butir-butir penting setiap artikel
Meringkas butir-butir penting setiap artikel yang
kita baca perlu dilakukan karena ringkasan itu bisa dikembangkan untuk
mendukung pernyataan yang kita buat. Dengan adanya ringkasan, kita juga tidak perlu lagi membaca
artikel secara keseluruhan kalau kita memerlukan informasi dari artikel yang
bersangkutan.
3.
Memahami
konsep-konsep penting ( pandangan ahli, hasil penelitian,dan teori)
Memahami
konsep-konsep penting dari tulisan ilmiah perlu dilakukan untuk mendukung tesis
atau pernyataan umum tulisan. Dengan memahami konsep-konsep penting dari sebuah
tulisan ilmiah, kita juga dapat lebih memahami konsep-konsep yang akan kita
kembangkan dalam tulisan.
4.
Menentukan
bagian yang akan dikutip
Mengutip
pendapat orang lain merupakan kegiatan yang sering kita lakukan dalam menulis.
Dalam mengutip bagian dari sebuah tulisan ilmiah juga perlu memperhatikan
relevansi bagian tersebut dengan tulisan kita.
5.
Menentukan
implikasi dari bagian/sumber yang di kutip
Dalam mengutip bagian dari sebuah artikel perlu
menyadari implikasinya, apakah kutipan
itu mendukung gagasan yang akan kita kembangkan dalam tulisan atau sebaliknya.
6.
Menentukan posisi
penulis sebagai pengutip
Dalam
mengutip pernyataan yang ada sebuah artikel, perlu secara jelas meletakkan
posisi kita. Apakah kita bersikap netral, menyetujui atau tidak menyetujui
pernyataan yang kita kutip.
Karakteristik Membaca Kritis
Membaca kritis pada
dasarnya merupakan langkah lebih lanjut dari berpikir dan bersikap kritis.
Adapun kemampuan berpikir dan bersikap kritis meliputi (Nurhadi, 1987):
a.
menginterpretasi secara kritis;
b.
menganalisis
secara kritis;
c.
mengorganisasi
secara kritis;
d.
menilai
secara kritis;
e.
menerapkan
konsep secara kritis
Teknik-teknik yang digunakan untuk meningkatkan sikap kritis adalah sebagai
berikut yaitu (Nurhadi, 1987):
·
Kemampuan mengingat dan mengenali
ide pokok paragraf, tokoh-tokoh cerita dan sifat-sifatnya.
·
Kemampuan memahami atau menginterpretasi
makna tersirat
·
Kemampuan menganalisis
·
Kemampuan menilai isi bacaan
2.2 Menulis Ilmiah
Menulis adalah kegiatan
menyusun serta merangkaikan kalimat agar pesan, informasi, serta maksud yang
terkandung dalam pikiran, gagasan, dan pendapat penulis dapat disampaikan
dengan baik. Untuk itu satu kalimat harus disusun sesuai dengan kaidah
gramatika, sehingga mampu mendukung pengertian baik dalam taraf significance maupun dalam taraf value. Sebagai proses kreatif yang berlangsung secara
kognitif, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan tulisan ilmiah,
sekurang-kurangnya memuat 4 tahap, yaitu ( Badudu, 1981):
1)
Tahap persiapan (pra-penulisan)
Tahap persiapan adalah ketika
seseorang merencanakan, mengumpulkan dan mencari informasi, merumuskan masalah,
menentukan arah dan fokus tulisan, mengolah informasi, menarik tafsiran dan
inferensi terhadap realitas yang dihadapinya, berdiskusi, membaca, mengamati dan lain-lain yang akan memperkaya
masukan kognitifnya yang akan diproses pada tahap selanjutnya.
2)
Tahap inkubasi
Tahap ketika sesorang
memproses informasi yang telah dimilikinya, sehingga mengantarkannya pada
kemampuan untuk menyelesaikan masalah.
3)
Tahap iluminasi
Tahap ketika datangnya
inspirasi, yaitu gagasan yang muncul secara tiba-tiba dan dilakukan tahap
verifikasi atau evaluasi yaitu apa yang dituliskan sebagai hasil dari tahap
iluminasi diperiksa kembali, diseleksi dan disusun sesuai dengan fokus laporan
atau tulisan yang diinginkan.
2.3
Teknik Mengenali Identitas
Referensi Dan Memilih Bahan Tulisan
2.3.1 Teknik Mengenali
Identitas Referensi
Referensi adalah cara standar untuk mengakui sumber informasi dan
ide-ide yang telah digunakan dalam karya ilmiah yang dibuat oleh peneliti. Di dalam karya ilmiah,
penulisan referensi (citation mark,
citation) harus dilakukan dengan baik karena pembaca harus dapat mengecek
sumber aslinya mengenai ide atau informasi yang digunakan di dalam karya ilmiah
tersebut. Penulis harus menulis daftar referensi yang ada di domain publik yang
dapat dibaca oleh pembaca, baik dalam letter, paper, proseding, jurnal,
skripsi, thesis, disertasi (Bayu, 2001).
Kata referensi berasal dari inggris reference dan merupakan kata kerja to
refer yang artinya menunjukan kepada. Buku referensi adalah buku yang dapat
memberikan keterangan topik perkataan, tempat, peristiwa, data statistika,
pedoman, alamat, nama orang, riwayat orang-orang terkenal. Pelayanan referensi
adalah pelayanan dalam menggunakan buku-buku referensi.di perpustakaan biasanya
buku-buku referensi di kumpulkan tersendiri dan di sebut “koleksi referensi”
sedangakan ruang tempat penyimpanan disebut ruang referensi. Buku-buku
referensi yang karena sifatnya sebagai buku penunjuk, harus selalu tersedia di
perpustakaan sehingga dapat di pakai oleh setiap orang pada setiap saat (Bayu,
2001).
Analogi:
mengumpulkan bahan tulisan = mengumpulkan bahan bangunan untuk membuat rumah.
Banyaknya bahan ditentukan oleh bentuk dan tujuan penulisan.
Dalam tulisan
ilmiah, bentuk tulisan yang relevan adalah tulisan ekspositori atau eksposisi
yang bertujan menjelaskan konsep dan gagasan secara terperinci. Bahan-bahan
tulisan dapat digali dari sumber-sumber dokumen, baik berupa buku, jurnal,
majalah, koran, maupun informasi yang diakses melalui internet.
2.3.2 Cara menelaah buku yang telah ditemukan
Ada cara yang dapat dilakukan, yakni cara daftar isi. Teknik daftar isi,
misalnya Masalah Peningkatan Gairah Belajar di Perguruan Tinggi. Judul buku Belajar
di Perguruan Tinggi. Langkah yang ditempuh (1) membuka daftar isi,
(2) mencari bab dan subbab yang membahas hal belajar, misalnya ditemukan di bab II, (3) membaca dengan cermat bab II yang
berkaitan dengan masalah belajar, dan bab lain diabaikan (Bayu,
2001).
2.4 Teknik
Menulis Kutipan
Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang pengarang, atau
ucapan seseorang yang terkenal, baik terdapat dalam buku-buku maupun
majalah-majalah. Walaupun kutipan atas pendapat seorang ahli itu diperkenankan
tidaklah berarti bahwa sebuah tulisan seluruhnya dapat terdiri dari
kutipan-kutipan berfungsi sebagai bahan bukti untuk menunjang pendapat penulis
(Rahardi, 2010).
Prinsip-prinsip membuat kutipan (Rahardi, 2010):
a. Jangan mengadakan perubahan
b. Bila dalam teks asli ada kejanggalan atau
kesalahan cetak, penulis dapat membuat catatan singkat dalam tanda [sic!]
disisipkan di belakang kata yang salah cetak itu.
c. Bila penulis terpaksa harus membuat
perubahan atau tambahan, maka kata-kata tambahan itu harus dicetak lain (tebal,
miring atau renggang) dan diberi catatan kaki yang menyatakan bahwa huruf yang
dicetak lain itu adalah dari penulis, bukan teks asli.
d. Bila ingin menghilangkan bagian-bagian
tertentu, harus diberi tanda titik-titik berspasi dalam tanda [….].
e. Harus dijelaskan sumber asalnya dengan
format-format tertentu, antara lain dengan cara memberi nomor dan catatan kaki.
Jenis-jenis kutipan (Rahardi, 2010):
a. Kutipan langsung
Kutipan
langsung adalah kutipan yang ditulis sama persis dengan sumber aslinya, baik
bahasa maupun ejaannya. Pendapat atau gagasan orang lain dimuat secara lengkap,
kata demi kata dan kalimat demi kalimat, sesuai dengan teks yang asli. Pada
kutipan langsung, kalimat yang dikutip itu harus diberi tanda kutip. Kutipan
langsung tidak boleh terlalu panjang, sebaiknya dicantumkan sebagai lampiran ( misalnya
sampai satu halaman atau lebih ). Cara atau teknik penulisan kutipan adalah sebagai
berikut :
1. Kutipan yang panjangnya kurang dari empat
baris dimasukkan ke dalam teks
·
Diketik
seperti ketikan teks
·
Diawali
dan diakhiri dengan tanda petik (“)
·
Sumber
rujukan ditulis langsung sebelum atau sesudah teks kutipan
·
Rujukan
ditulis diantara tanda kurung, dimulai dengan nama akhir sebagaimana tercantum
dalam daftar pustaka, tanda koma, tahun terbitan, titik dua, spasi, dan
diakhiri dengan nomor halaman (Penulis, Tahun:Halaman).
Contoh
:
spasi………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...........................……”kecemasan
adalah keadaan emosional transisi yang ditandai oleh perasaan subyektif
ketegangan dan ketakutan” (Anastasi dan Urbaina, 1998:27).…………………………………...………………………………………………………………………………………….……………………………………………………………………………………
2. Kutipan yang panjangnya terdiri dari empat
baris atau lebih
·
Diketik
satu spasi
·
Dimulai
tujuh ketukan dari batas tepi kiri
·
Sumber
rujukan ditulis langsung sebelum teks kutipan
·
Apabila
pengutip memandang perlu untuk menghilangkan beberapa bagian kalimat, pada
bagian itu diberi titik sebanyak tiga buah
·
Bila
pengutip ingin menghilangkan satu kalimat atau lebih, maka pada bagian yang
dihilangkan tersebut diganti dengan titik-titik sepanjang satu barisApabila
pengutip ingin memberi penjelasan atau menggarisbawahi bagian yang dianggap
penting, pengutip harus memberikan keterangan. Keterangan tersebut berada diantara tanda kurung,
misalnya: (garis bawah oleh pengutip)
·
Apabila
penulis menganggap bahwa ada satu kesalahan dalam kutipan, dapat dinyatakan
dengan menuliskan symbol (sic!) langsung setelah kesalahan tersebut Kutipan
langsung ditampilkan untuk mengemukakan konsep atau informasi sebagai data.
Titik-titik sepanjang satu baris menandai penghilangan sebuah kalimat,
titik-titik sebanyak tiga menandai penghilangan kata, dan (sic!) menandai
adanya kesalahan dalam kalimat.
Contoh
:
spasi……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...........................
“Kecemasan
adalah bentuk reaksi yang menggambarkan reaksi emosional yang terdiri dari perasaan
subyektif terhadap ketegangan, ketakutan, dan kekhawatiran, dan dengan
sendirinya mempertinggi sistem kerja urat syaraf” (Spielberger, 1979: 17).
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………..…
b. Kutipan tidak langsung
Kutipan
tidak lansung adalah kutipan yang tidak sama persis dengan aslinya. Pengutip
hanya mengambil pokok pikiran dari sumber yang dikutip untuk dinyatakan kembali
dengan kalimat yang disusun oleh pengutip. Adapun cara peraturan dalam
pembuatannya adalah sebagai berikut :
·
Kalimat-kalimat
yang mengandung kutipan ide tersebut ditulis dengan spasi rangkap sebagaimana
teks biasa
·
Semua
kutipan harus dirujuk
·
Sumber
sumber rujukan dapat ditulis sebelum atau sesudah kalimat-kalimat yang
mengandung kutipan
·
Apabila
ditulis sebelum teks kutipan, nama akhir sebagaimana tercantum dalam daftar
pustaka masuk ke dalam teks, diikuti dengan tahun terbitan diantara tanda
kurung
·
Apabila
ditulis sesudah teks kutipan, rujukan ditulis di antara tanda kurung, dimulai
dengan nama akhir sebagaimana tercantum dalam daftar pustaka, titik dua, dan
diakhiri dengan tahun terbitan
Contoh
kutipan tidak langsung:
spasi………………………………………………………..……bahwa
kecemasan adalah hal yang wajar dirasakan oleh setiap orang, namun jika sudah
terjadi gangguan terhadap kecemasan itu sendiri maka perlu mendapat perhatian
yang serius, gangguan kecemasan secara umum diartikan sebagai perasaan cemas
yang terus menerus dan berlebihan terhadap sesuatu tanpa alasan yang jelas
(Baldwin, 2003: 12).………………………………………………………….
2.5
Teknik Menyusun Daftar
Rujukan
Daftar rujukan merupakan
daftar yang berisi buku, makalah, artikel, atau bahan lainnya yang dikutip baik
secara langsung maupun tidak langsung. Bahan-bahan yang dibaca akan tetapi
tidak dikutip tidak dicantumkan dalam daftar rujukan, sedangkan semua bahan
yang dikutip secara langsung ataupun tidak langsung dalam teks harus
dicantumkan dalam daftar rujukan. Pada dasarnya, unsur yang
ditulis dalam daftar rujukan secara berturut-turut meliputi (Sophia, 2002):
·
nama
penulis ditulis dengan urutan: nama
akhir, nama awal, dan nama tengah, tanpa gelar akademik
·
Tahun
penerbitan
·
Judul, termasuk anak judul (subjudul)
·
Kota
tempat penerbitan
·
Nama
penerbit
Jika
penulisnya lebih dari satu, cara penulisan namanya sama dengan penulis pertama. Jika sumber yang dirujuk ditulis oleh
tim, maka semua nama penulisnya harus dicantumkan dalam daftar rujukan.
Dalam menulis daftar pustaka terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan,
yaitu (Sophia, 2002):
·
Daftar
pustaka disusun berdasarkan urutan alfabet, berturut-turut dari atas ke bawah,
tanpa menggunakan angka arab (1,2,3, dan seterusnya).
·
Cara
penulisan daftar pustaka sebagai berikut:
a. Tulis nama pengarang (nama pengarang bagian
belakang ditulis terlebih dahulu, baru nama depan)
b. Tulislah tahun terbit buku. Setelah tahun
terbit diberi tanda titik (.)
c. Tulislah judul buku (dengan diberi garis bawah
atau cetak miring). Setelah
judul buku diberi tanda titik (.).
d. Tulislah kota terbit dan nama penerbitnya.
Diantara kedua bagian itu diberi tanda titik dua (:). Setelah nama penerbit
diberi tanda titik.
·
Apabila
digunakan dua sumber pustaka atau lebih yang sama pengarangnya, maka sumber
dirilis dari buku yang lebih dahulu terbit, baru buku yang terbit kemudian. Di
antara kedua sumber pustaka itu dibutuhkan tanda garis panjang.
·
Untuk
penulisan daftar pustaka yang berasal dari internet ada beberapa rumusan
pendapat:
a. Menurut Sophia (2002), komponen suatu
bibliografi online adalah:
ü
Nama
Pengarang
ü
Tanggal
revisi terakhhir
ü
Judul
Makalah
ü
Media
yang memuat
ü
URL
yang terdiri dari protocol/situs/path/file
ü
Tanggal
akses
b. Winarko memberikan rumusan pencantuman
bibliografi online di daftar pustaka sebagai berikut:
ü
Artikel
jurnal dari internet: Majalah atau Jurnal Online
Penulis,
tahun, judul artikel, nama majalah (dengan singkatan resminya), nomor, volume,
halaman dan alamat website.
*)
Nama majalah online harus ditulis miring
ü
Artikel
umum dari internet dengan nama
Penulis,
tahun, judul artikel, [jenis media], alamat website (diakses tanggal …).
*)
Judul artikel harus ditulis miring
ü
Artikel
umum dari internet tanpa nama
Anonim,
tahun, judul artikel, [jenis media], alamat website (diakses tanggal …).
*)
“Anonim” dapat diganti dengan “_____”. Judul artikel harus ditulis miring
Contoh penulisan daftar pustaka :
Baradja, M.F. 1990, Kapita Selecta Pengajaran
Bahasa. Malang: Penerbit IKIP Malang.
Damono, Sapardi Joko. 1979. Novel Sastra Indonesia
Sebelum Perang. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Hermans, B., 2000, Desperately Seeking: Helping
Hands and Human Touch, [online], (http://www.hermans.org/agents2/ch3_1_2.htm,
diakses tanggal 25 Juli 2008 )
Contoh penulisan referensi :
Hartati, Dwi. ___, Menulis Daftar Pustaka, [pdf],
(http://oke.or.id,diakses tanggal 17 September 2008)
Sophia, S. 2002, Petunjuk Sitasi Serta Cantuman
daftar Pustaka Bahan Pustaka Online, Pusat Perpustakaan dan Penyebaran
Teknologi Pertanian, Departemen Pertanian, Bogor.
Winarko, E. ____, Penulisan Sitasi pada Karya
Ilmiah, [pdf],
(http://ewinarko.staff.ugm.ac.id/metopen/modul6-daftarpustaka.pdf, diakses
tanggal 17 September 2008 )
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Referensi adalah cara standar untuk mengakui sumber informasi dan ide-ide
yang telah digunakan dalam karya ilmiah yang dibuat oleh peneliti. Di dalam
karya ilmiah, penulisan referensi (citation mark, citation) harus dilakukan
dengan baik karena pembaca harus dapat mengecek sumber aslinya mengenai ide
atau informasi yang digunakan di dalam karya ilmiah tersebut.
Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang pengarang, atau
ucapan seseorang yang terkenal, baik terdapat dalam buku-buku maupun
majalah-majalah. Walaupun kutipan atas pendapat seorang ahli itu diperkenankan
tidaklah berarti bahwa sebuah tulisan seluruhnya dapat terdiri dari
kutipan-kutipan berfungsi sebagai bahan bukti untuk menunjang pendapat penulis.
Daftar rujukan merupakan daftar yang berisi buku,
makalah, artikel, atau bahan lainnya yang dikutip baik secara langsung maupun
tidak langsung. Bahan-bahan yang dibaca akan tetapi tidak dikutip tidak
dicantumkan dalam daftar rujukan, sedangkan semua bahan yang dikutip secara
langsung ataupun tidak langsung dalam teks harus dicantumkan dalam daftar
rujukan
DAFTAR PUSTAKA
Badudu, J.S. 1981. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: Gramedia.
Bayu. 2011. Mengenali
data referensi dalam sebuah karya ilmiah.
(http://mahasiswabelajar.wordpress.com/2011/08/17/mengenali-data-referensi-dalam-sebuah-karya-ilmiah/.
Diakses pada tanggal 4 Oktober 2012,
pukul 16.30 WIB)
Nurhadi. 1987. Membaca
Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Rahardi kunjana, Dr, M.Hum. 2010. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi.
Jakarta: Penerbit Erlangga
Sophia, S. 2002. Petunjuk Sitasi Serta
Cantuman daftar Pustaka Bahan Pustaka Online. Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian. Departemen
Pertanian. Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar